Senin, 30 April 2012

Indonesia Butuh 4 Juta Wirausaha

Indonesia membutuhkan sedikitnya empat juta wirausaha untuk mendukung sektor perekonomian bangsa agar lebih tangguh di masa depan. [...]

Read more

Senin, 23 April 2012

Muri Beri Anugerah Mahakarya Kebudayaan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada ulang tahun ke-22, Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) memberikan penghargaan khusus Anugerah Mahakarya Kebudayaan kepada para tokoh budayawan di auditorium Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada 23 April 2012. Selain itu, diberikan pula Rekoris VIP (Very Important Person), Rekoris Kartini Modern, dan Rekoris dari berbagai bidang.

Menurut pendiri Muri, Jaya Suprana, Muri didirikan 27 Januari 1990 ini peresmiannya dilakukan dua menko: Menko Kesra Soepardjo Roestam dan Menko Polkam Soedomo. Di usia yang ke-22, Muri telah beranggotakan lebih dari 5.000 pencipta rekor di berbagai bidang kehidupan dan masyarakat.

“Muri telah menjadi bagian dari pengembangan dan pembentukan karakter putra-putri bangsa Indonesia, agar terus berjuang menciptakan karsa dan karya terbaik di bidang keahlian dan kemampuan masing-masing,” kata Jaya Suprana.

Karena skala kegiatan makin meluas, maka manajemen Muri dikelola lembaga profesional Institut Prestasi Nusantara, direkturnya Aylawati Sarwono, dengan kerabat kerja dan manajer yang menatalaksana kegiatan penciptaan rekor nasional dan rekor dunia di tanah air.

Mantan gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang meraih Rekoris VIP dan Mahakarya Nusantara sebagai penggagas cetak biru sistem transportasi terpadu untuk ibu kota mengatakan sejak pensiun enam tahun lalu, masih ada yang memberikan penghargaan bagi dia. “Semoga selalu bermanfaat, sejak saya menggagas transportasi Trans Jakarta pada 2003 lalu, “ katanya.

Sedangkan Wali Kota Solo, Ir Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi (menerima penghargaan serupa dengan Sutiyoso karena kepeduliannya pada pengusaha kecil dan pedagang pasar tradisional) mengatakan, sejak dia menjadi wali kota, dibangun 17 pasar tradisional di Solo dan memindahkan 23 lokasi pedagang kaki lima ke pasar.

“Sudah tujuh tahun satuan polisi pamong praja tidak diperbolehkan memakai tameng dan pentungan,” ujarnya.

Selain Sutiyoso dan Jokowi, peraih penghargaan rekoris VIP dan Mahakarya Nusantara adalah Linda Amalia Sari atau Linda Agum Gumelar (penggagas pemberdayaan perempuan melalui program terpadu kaum lelaki dan anak), Prof Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch, Ph.D -wakil menteri pendidikan dan kebudayaan yang dinilai sebagai pelestari bangunan cagar budaya untuk pengembangan pariwisata.

Ada Triesna Jero Wacik sebagai pelopor pelestarian dan pengembangan seni sulam nusantara, Dr Ir Luluk Sumiarso M.Sc sebagai pelopor pelestarian dan pengembangan seni ketoprak, dr Oei Hong Djien yang menjadikan gudang tembakau sebagai museum koleksi lukisan Indonesia terlengkap mewakili setiap periode, dan Nani Soedarsono SH sebagai pelopor pelestarian dan pengembangan wayang orang.

“Indonesia kaya dengan senirupa, tapi tidak dikenal masyarakat umum dan masyarakat dunia. Ini karena tidak banyaknya ekspos mengenai museum seni rupa. Pemerintah belum bisa melakukan maka dilaksanakan oleh pihak swasta,” kata Oei yang mendirikan museum pada 1997 di belakang rumahnya di Magelang, memuat 1500 karya seni rupa (keramik, patung, lukis dan instalasi).

Ada sebelas peraih rekoris Kartini Modern, di antaranya, R. Ay Putri Kuswisnuwarhani MBA sebagai penggagas asosiasi yang memperjuangkan eksistensi merek Indonesia di pasar. Menurut ketua umum AMIN (Asosiasi Merek Indonesia) yang didirikan pada 5 Mei 2011 ini, niatnya mendirikan asosiasi itu didasari oleh keinginan dia dan beberapa teman yang peduli merek Indonesia.

”Kami ingin memajukan merek lokal yang selain menjadi tuan rumah di negeri sendiri, juga menembus pasar dunia. Saat ini tengah menggodok kebijakan mendukung keamanan dan memperbesar pasar dalam negeri,” kata Putri yang termasuk tim perumus Tim Pengamanan dan Perluasan Pasar Dalam Negeri dari Kementrian Koordinator bidang perekonomian ini.

Saat ini, asosiasi Amin beranggotakan 50 perusahaan merek Indonesia berbasis industri dalam negeri seperti, Indofood, Cosmos, dan sepatu Yongki Komaladi.

Dr. Melani W. Setiawan juga mendapatkan penghargaan Kartini Modern. Dokter dan pekerja seni yang berpuluh tahun menunjukkan perhatian khusus terhadap perputaran penciptaan kreatif dan pekerja seni di tanah air. Ia mendokumentasikan foto interaksi kegiatan senirupa terbanyak, 45 ribu foto.

Para peraih Kartini Modern lain, Nany Wijaya yang menggagas mobil klinik khusus untuk pemeriksaan dan pelayanan kanker serviks serta Jenny RE Kaligis, MSC, yang merupakan wanita Indonesia pertama yang mengembangkan pusat iptek untuk pendidikan iptek non formal.

Ada pula Ir Ida Soeseno sebagai revitalisator peningkatan kualitas presentasi teaterikal dan visual pertunjukan wayang orang. Lalu, Yulie dan Dara Setyohadi, ibu dan anak pencipta porcelin painting karya kolaborasi. Stephani Handoyo sebagai penyandang tuna grahita Indonesia pertama terpilih sebagai pembawa obor Olympiade, sekolah musik Sienny Debora yang mengirim 10 murid kompetisi internasional dan berhasil merenggut 12 gelar juara pertama, serta Alia Jumhur Hidayat sebagai donor Asi terbanyak, 18 bayi.

EVIETA FADJAR

Jumat, 20 April 2012

Wahyu, pencipta audio mobil andal bermerek lokal

INSPIRASI WAHYU TANUWIDJAJA

Wahyu, pencipta audio mobil andal bermerek lokal


Hobi yang dijalani secara serius ternyata mampu membawa seseorang pada puncak kesuksesan. Inilah yang dialami Wahyu Tanuwidjaja. Kesukaannya mendengarkan musik ternyata mengantarkannya pada membangun bisnis audio khusus mobil.

Mencari produk audio untuk mobil yang berkualitas biasanya selalu memakai referensi produk impor. Padahal, ada juga produk dalam negeri yang kualitasnya sudah diakui. Salah satu produsen audio mobil dalam negeri yang mereknya sudah mendunia adalah Dominations. 

Di balik sukses audio mobil merek Dominations adalah 

Wahyu Tanuwidjaja, sang pemilik. Bermula dari sebuah bengkel pemasangan dan pembuatan audio mobil pada tahun 1993, kini Wahyu telah memiliki bengkel sekaligus workshop cukup luas di kawasan Sunter untuk produksi perangkat audio merek Dominations ini.

Salah satu produk andalan Dominations adalah speaker 2 way system yang berkemampuan seperti tiga atau bahkan empat speaker. Saat ini, produk Dominations sudah diekspor ke Thailand, Malaysia, Filipina, Singapura, Australia, dan Kanada. Dari penjualan di luar negeri, Wahyu mendapatkan omzet sebesar Rp 1 miliar per tahun. Dari penjualan di dalam negeri, omzetnya sampai Rp 5 miliar per tahun.

Tahun ini, bergabung dengan pelbagai merek audio mobil ternama di dunia, Dominations juga menjadi mitra European Mobile Media Association (EMMA) untuk menyelenggarakan pelbagai event yang berhubungan dengan audio mobil. "Dengan menjadi mitra EMMA, Dominations yang merek Indonesia sudah diakui kualitasnya. Tidak mudah menjadi mitra mereka," kata Wahyu.

Selain sebagai produsen perangkat audio, Wahyu juga menjadi pengajar di sekolah non-formal bernama Audio Workshop. Sekolah yang berdiri tahun 2001 ini memberikan pelatihan seputar modifikasi audio mobil. "Saya juga sering menjadi pembicara di pelbagai seminar dengan topik audio mobil," ujar lelaki kelahiran Jakarta, 8 Agustus 1971 ini.

Wahyu bercerita, ketertarikannya pada audio mobil diperoleh saat masih duduk bangku sekolah menengah atas. "Waktu SMA, saya senang audio ruangan," kenangnya. Dia sering dimintai tolong tetangganya untuk memasang home theater. 

Saat itu, lantaran menjadi murid di sekolah elite, banyak temannya memiliki mobil. Berbekal pengalaman memasang audio ruangan, dia kadang membantu temannya memasang audio mobil. Suatu hari, ayah seorang temannya menyuruh Wahyu mengawasi mobil yang sedang dipasangi audio di sebuah bengkel. "Saya perhatikan betul bagaimana kerja mekanik itu. Setelah itu, muncul keinginan untuk belajar audio mobil secara serius," ujar bapak satu anak ini. Ia menganggap tantangan memasang audio mobil lebih besar ketimbang memasang audio ruangan.

Belakangan, setelah lulus SMA, Wahyu malah bekerja di bengkel itu. Tapi, ia hanya bertahan tiga bulan. Setelah itu, tahun 1993, ia memutuskan mendirikan bengkel sendiri. "Sambil kuliah, saya membuka bengkel," ujar Wahyu yang sempat mengenyam kuliah di Jurusan Teknik Elektro Universitas Atmajaya Jakarta ini. 

Tapi, Wahyu tidak menuntaskan kuliah meski sudah masuk ke semester akhir. "Susah sekali lulus di jurusan itu," dalihnya. Meski tak menyelesaikan kuliah, tahun 1996, dia direkrut oleh perusahaan agen audio mobil merek Amerika Serikat (AS) sebagai pelatih atau pengajar. Di perusahaan itu, dia juga semakin banyak belajar seputar audio mobil.

Tahun 1998, krisis keuangan melanda. Banyak pabrikan audio mobil asal Amerika Serikat yang bangkrut. "Saya bertahan di perusahaan itu sampai tahun 2001. Saat itu, banyak pabrikan audio mobil AS diambil oleh investor dari Arab dan Asia," kata Wahyu. 

Karena kondisi tak membaik, Wahyu lantas memilih fokus menjalankan usaha bengkel dan membuka sekolah non-formal Audio Workshop. Ternyata, banyak rekanannya yang meminta pasokan aksesori mobil.


Sempat diremehkan

Tahun 2006, bermodal Rp 50 juta, Wahyu mulai memodifikasi audio mobil di bawah bendera PT Audio Workshop. "Kami belum bisa dibilang produksi karena bahan baku masih impor dari China, AS, dan Eropa. Tapi kami berani menyebut 100% design and engineered in Indonesia," katanya. Audio mobil Dominations ini awalnya hanya dijual sesuai dengan pesanan. 

Wahyu belum berani menjual Dominations dalam jumlah besar lantaran label made in Indonesia masih dipandang sebelah mata. "Susah dipasarkan karena ada anggapan tak berkualitas baik. Saat ikut kontes di luar negeri, produk kami juga diremehkan," paparnya. Tapi ia tetap mencantumkan Dominations sebagai merek audio mobil dari Indonesia.

Hasilnya, Dominations mampu menjadi produk unggul dan menjuarai pelbagai kontes audio mobil. "Di Kanada, kami 11 kali menang, enam di antaranya sebagai pemenang pertama," kata Wahyu. Selain itu, Dominations menghasilkan 15 trofi di Filipina dan 12 trofi di Malaysia. Dari ajang ini, Dominations membuktikan diri sebagai audio mobil yang mampu bersaing dan memiliki kualitas.
 

http://peluangusaha.kontan.co.id/news/wahyu-pencipta-audio-mobil-andal-bermerek-lokal/2012/04/20


--
______________________________________________
Persahabatan sejati layaknya arti kesehatan;
Nilainya baru kita sadari setelah kita kehilangannya...!!!!
______________________________________________


Menimang potensi super dari pendidikan prasekolah

TAWARAN KEMITRAAN PENDIDIKAN: PENDIDIKAN PRASEKOLAH


Menimang potensi super dari pendidikan prasekolah


Pendidikan sebelum taman kanak-kanak (TK), semacam playgroup atau taman bermain semakin dicari para orang tua. Maklumlah, banyak orang tua yang ingin anaknya sudah bisa membaca atau menulis sejak dini. Terlebih, para penyelenggara sekolah dasar (SD) kini mewajibkan anak yang akan masuk SD harus sudah bisa membaca.

Peluang ini juga yang ditangkap Super Kids. Lembaga pendidikan khusus anak umur 1,5 tahun-5 tahun ini berdiri sejak 2001 dan menawarkan kemitraan usaha mulai tahun 2007. Lembaga ini menerapkan konsep belajar sambil bermain. Beberapa mata pelajarannya meliputi bahasa Inggris, matematika, seni, sains, dan teknologi yang disesuaikan dengan umur anak. 

Mutia, Kepala Staf Administrasi Super Kids mengaku, pihaknya sudah memiliki beberapa cabang milik mitra. Namun, sistem kemitraan Super Kids tidak berlangsung lama. "Sistem kemitraan kami hanya dua tahun, setelah itu kerja samanya putus," jelas Mutia.

Super Kids menawarkan kemitraan dengan paket investasi Rp 60 juta. Dengan investasi itu mitra akan mendapatkan logo Super Kids, paket kurikulum, dan training bagi para guru selama seminggu. Program kemitraan berlangsung selama dua tahun. Setelah itu, mitra bisa memperpanjang lagi atau membuka usaha sendiri. 

Dari beberapa pengalaman, banyak mitra yang sudah sukses memutuskan untuk mengembangkan usahanya sendiri. "Makanya, sistem kemitraan kami lebih banyak yang sistem jual putus," jelasnya. 

Dengan sistem itu, Super Kids lebih fokus menawarkan program dan kurikulum belajar kepada mitra. Selain membayar investasi Rp 60 juta, mitra juga harus mempersiapkan biaya lain, seperti sewa tempat dan peralatan meja, kursi, perlengkapan bermain, dan kebutuhan lainnya. Perkiraan total biaya yang harus disiapkan oleh calon mitra mencapai Rp 150 juta. 

Super Kids mematok tarif biaya pendidikan Rp 3,7 juta per siswa untuk sepuluh minggu pertemuan. Asal tahu saja, dalam satu minggu ada dua kali masa pertemuan.

Jika lokasinya strategis, Super Kids menargetkan omzet mitra sekitar Rp 50 juta per bulan. Asumsinya, ada dua kelas dengan total jumlah siswa sekitar 30 orang. 

Super Kids tidak memungut royalti fee dan pungutan lain dari mitranya. Alhasil, dengan omzet tersebut, mitra bisa balik modal dalam waktu satu sampai dua tahun sejak beroperasi.

Anang Sukandar, Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) menilai, kemitraan bisnis pendidikan masih cukup potensial. Terkait tawaran Super Kids, ia menilai, paket investasi yang ditawarkan masih relatif terjangkau dibandingkan dengan franchisor lainnya. Namun, mitra tetap harus cermat melihat kualitas pengajarannya. 

Beberapa hal yang perlu dicermati adalah kualitas tenaga guru dan sistem pengajarannya. "Jadi bukan semata melihat harganya," katanya

Selain itu, mitra juga harus mempelajari kerja sama perjanjian dengan franchisor. Ia bilang, ambang batas perjanjian selama lima tahun harus diterapkan, bahkan kalau bisa lebih lama lagi. "Pasalnya bisnis pendidikan balik modalnya cenderung lebih lambat ketimbang bisnis lainnya, jadi komitmen mitra dan franchisor harus dijaga," tandasnya

Jika sudah mantap, menurut Anang, mitra harus memilih lokasi yang strategis. Sebab, lokasi menjadi penentu kelangsungan usaha ini. Wilayah perumahan termasuk lokasi ideal usaha ini. 

Super Kids 
Jl. Kemang Timur No. 90 
Kemang, Jakarta 12730 
Telepon 021-71792880


http://peluangusaha.kontan.co.id/news/menimang-potensi-super-dari-pendidikan-prasekolah


--
______________________________________________
Persahabatan sejati layaknya arti kesehatan;
Nilainya baru kita sadari setelah kita kehilangannya...!!!!
______________________________________________


Menata laba dari aquascape

PELUANG BISNIS AQUASPACE

Menata laba dari aquascape


Aquascape
 adalah seni mengatur tanaman air dan batu, seperti karang, koral, atau kayu apung, secara alami dan indah di dalam akuarium. Alhasil, kegiatan ini memberi efek bak berkebun di bawah air.Memelihara ikan hias di dalam akuarium mungkin sudah biasa. Tapi, bagaimana jika memelihara tanaman di dalam akuarium ? Inilah yang disebut dengan aquascape, yang belakangan sedang menjadi tren di kalangan pecinta tanaman air.

Aktivitas ini membutuhkan kreativitas, keuletan, dan kesabaran. Tak heran, hasil karya aquascape bisa dihargai begitu mahal.

Salah satu perajin aquascape adalah Pratama Adi Saputra. Pemilik Aquascape Corner di Yogyakarta ini telah menekuni bisnis aquascape sejak 2009 lalu. Menurutnya, prospek bisnis aquascape masih sangat menjanjikan.

Tren aquascape dari tahun ke tahun terus meningkat. "Dulu hanya individu pehobi, kini aquascape juga dilirik oleh perusahaan terutama hotel dan perkantoran," ujar Adi.

Adi bergelut dengan beragam variasi tanaman air dan akuarium mulai tahun 2004. Tapi baru 2008, ia menjajakan jasa aquascape. "Pertama kali saya lewat online," kata dia.

Setahun kemudian, Adi membuka toko khusus aquascape. Selain jasa aquascape, ia juga menjual beragam peralatan serta tanaman yang diperlukan dalam pembuatan aquascape.

Hal utama yang perlu diperhatikan dalam menjalankan usaha ini adalah, kemampuan menata, agar tercipta keserasian antara wadah akuarium dengan bahan komponen yang digunakan. Jadi, "Yang dicermati dalamaquascape bukan kesuburan tanaman, melainkan kenikmatan dipandang mata," imbuhnya.

Namun, bukan berarti aspek teknis pemeliharaan tanaman air juga tidak diperhatikan, lo. Hal itu penting untuk menjaga kelangsungan kehidupan di bawah air tersebut.

Kreativitas semakin diperlukan bila pembuatan aquascape memakai akuarium ukuran kecil. Soalnya, makin kecil akuarium , makin sulit menata dan memosisikan aneka tanaman air dan bebatuan di dalam air.

Hanya, soal harga tidak demikian. Adi bilang, justru kian besar akuarium, harganya kian mahal. Pasalnya, bahan-bahan yang dipakai makin banyak.

Karena itu, Adi mematok tarif jasa aquscape sesuai dengan ukuran akuarium . Tarif kreasi akuarium ukuran 60 centimeter (cm) dia patok Rp 3 juta - Rp 7 juta. Adapun aquascape ukuran 150 cm Rp 15 juta. "Masa pengerjaan ukuran 150 cm bisa tiga bulan," ungkapnya. Dalam sebulan, ia bisa meraih omzet lebih dari Rp 15 juta dengan margin sekitar 25%.

Edy Gunawan juga mengadu peruntungan sebagai penyedia jasa aquascape di Sawangan, Depok. Di bawah bendera usaha Angel Fish, ia memasarkan jasanya secara online lewat situs www.angelfishlove.blogspot.com. "Tapi, saya juga punya bengkel kerja di rumah," ujarnya.

Selain menawarkan jasa, ia juga menjual beberapa jenis tanaman air dan peralatan aquascape. Beberapa tanaman air yang dia pasarkan antara lain pakis air, keladi, dan aneka jenis crinum atau tanaman berumbi yang biasa ditemukan di rawa-rawa. Harganya mulai Rp 1.250 - Rp 300.000 per pot. "Pelanggan saya mulai Aceh, Medan, Kendari, hingga Makassar," katanya.

Sementara, untuk peralatan aquascape, Edy menyediakan mulai dari pasir, pupuk dasar tanaman, tabung karbon dioksida, dan filter akuarium. Peralatan itu dijual mulai dari Rp 90.000 - Rp 900.000.

Khusus untuk jasa aquascape, Edy hanya fokus menangani kawasan Jabodetabek. Dari usaha ini, ia mengantongi omzet antara Rp 15 juta - Rp 20 juta per bulan, dengan laba bersih sekitar 50%.

http://peluangusaha.kontan.co.id/news/menata-laba-dari-aquascape


--
______________________________________________
Persahabatan sejati layaknya arti kesehatan;
Nilainya baru kita sadari setelah kita kehilangannya...!!!!
______________________________________________