Rabu, 09 Mei 2012

Emas Tak Lagi Aman Untuk Berinvestasi

TEMPO.CO, New York - Harga emas terus merosot karena saat ini emas bukan lagi jagi primadona investasi. Investasi emas kini juga berisiko dan setara dengan investasi lainnya seperti bursa saham dan komoditas lainnya. Emas yang sebelumnya dianggap sebagai safe haven kini mulai memudar.

Kilau emas kian meredup setelah harganya merosot hingga dibawah US$ 1.600 per troy ounce. Harga logam mulia dalam perdagangan semalam turun sekitar US$ 35 per trpy ounce nya sehingga menyentuh level terendahnya sejak awal tahun karena menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran lanjutan terhadap pergolakan politik di Eropa.

Harga komoditas emas untuk kontrak bulan Juni turun US$ 34,6 (2,1 persen) ke level 1.604,5 per troy ounce di bursa komoditas New York semalam. Harga emas bahkan sempat merosot hingga ke US$ US$ 1.595,5 per troy ounce. Dipasar elektronik Asia sian ini, harga emas kembali turun US$ 12,1 (0,75 persen) menjadi US$ 1.592,4.

Harga emas di logammulia.com hari ini Rp 534 ribu per gram, turun dibandingkan harga pada awal bulan Maret lalu yang sempat mencapai Rp 560 ribu per gram.

Harga emas telah menguat dalam beberapa tahun terakhir seiring menguatnya euro terhadap dolar AS. Emas yang dianggap sebagai tempat safe haven (tempat yang paling aman memarkirkan dana investasi) karena aman dari tekanan inflasi maupun deflasi membuat harganya sempat melambung hingga diatas level US$ 1.900 per troy ounce.

Namun kini popularitas emas sebagai safe haven mulai memudar membuat harganya terus merosot hingga dibawah US$ 1.600 per troy ounce. Berlarutnya krisis utang di Eropa serta pelambatan pemulihan ekonomi global membuat emas kurang diminati.

Ketika krisis Eropa baru dimulai, emas menjadi incaran para investor guna menghindari risiko sehingga harganya terus melaju dalam 11 tahun terakhir. “Kini harga emas sudah tidak bisa melenggang sendirian dan harus bertarung ketat dengan pasar investasi lainnya,” kata Andrew Wilkinson, ahli strategi ekonomi dari Miller Tabak & Co.

Merosotnya harga logam kuning juga tidak terlepas dari menguatnya dolar AS terhadap euro. Dengan menguatnya dolar AS maka harga emas akan menjadi mahal bagi investor yang memegang mata uang selain dolar AS. Indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya semalam ditutup menguat 0,134 poin (0,17 persen) ke level 79,849. Dan dipasar Asia siang ini kembali menguat 0,261 poin (0,33 persen) ke level 80,11.

“Volatilitas dolar AS mungkin terlihat hanya karena melemahnya euro saja,” kata Adrian Ash, kepala penelirit di Bullion Vault. “Tetapi dampaknya menjalar ke bursa saham, komoditas dan paling tajam pada logam mulia. Saat ini ada ketakutan yang sangat tinggi disemua investasi,” tuturnya.

Dolar AS cenderung menguat terhadap euro karena dianggap oleh para investor tempat yang paling aman berinvestasi setelah pemilihan umum di beberapa negara Eropa. Apalagi setelah Presiden Prancis Nicolas sakozy yang masih berkuasa dikalahkan oleh penantangnya dari Partai Sosialis, Francois Hollande.

Jatuhnya harga emas memicu merosotnya harga logam lainnya. Harga perak untuk kontrak bulan Juli turun 66 sen (2,2 persen) menjadi US$ 29,46 per troy ounce. Level ini merupakan harga terendahnya sejak Januari lalu.

Harga platina juga melemah US$ 21,8 (1,4 persen) menjadi US$ 1.508,3 per troy ounce. Harga Paladium juga terkoreksi USR 24,95 (3,9 persen) menjadi US$ 622,85 per troy ounce. serta harga tembaga juga susut 10 sen (2,5 persen) menjadi US$ 3,68 per pon.

MARKETWATCH/ VIVA B. KUSNANDAR

Read more

Tidak ada komentar:

Posting Komentar