Rabu, 09 Mei 2012

Pengangguran Banten Tertinggi di Indonesia

TEMPO.CO, Serang - Jumlah angka pengangguran di Provinsi Banten periode Februari 2012 menempati urutan tertinggi dibandingkan provinsi lain di Indonesia, yaitu mencapai 10,74 persen dari jumlah penduduk di Banten. Pengangguran di Banten ini didominasi oleh warga pribumi bukan warga pendatang. Sebelumnya Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menuding tingginya pengangguran di Banteng karena banyak kaum pendatang.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Nasional (BPSN) tentang tenaga kerja, pada Februari 2012, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Banten di atas DKI Jakarta yaitu mencapai 10,74 persen. Sedangkan untuk TPT DKI Jakarta, hanya mencapai 10,72 persen dari jumlah penduduk DKI Jakarta.

Angka TPT dua daerah tersebut juga sangat jauh berbeda dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang memiliki angka TPT hanya 2,78 persen, Bali hanya 2,11 persen. Sedangkan yang menempati urutan angka pengangguran terkecil yaitu di Sulawesi Barat dengan pengangguran hanya 2,07 persen.

Dari data BPS Provinsi Banten, jumlah angkatan kerja di Banten pada Februari 2012 mengalami penambahan sebanyak 233.963 orang. Pada Februari 2011 lalu angkatan kerja di Banten mencapai 5.164.681 orang, namun pada Februari 2012 menjadi 5.398.644 orang.

Di Banten semua sektor mengalami kenaikan jumlah pekerja, namun lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja terdapat di sektor perdagangan, yang menyerap 1.195.674 orang atau hampir dari seperempat penduduk yang bekerja (24,81 persen).

Walau pengangguran di Banten tertinggi di Indonesia, namun angka TPT di Banten pada Februari 2012 ini mengalami penurunan dari 13,50 persen menjadi 10,74 persen.

Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Banten Gandari Adianti Aju Fatimah mengatakan angkatan kerja pada Februari 2012 mencapai 5.398.644 orang, bertambah 233.963 orang dibandingkan Februari 2011 sebanyak 5.164.681 orang. Namun jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2012 sebanyak 4.818.967 orang atau bertambah 351.369 orang dari kondisi Februari 2011 sebanyak 4.467.598. Dengan kata lain, jumlah pengangguran pada Februari 2012 mencapai 579.677 orang atau berkurang 117.406 orang dari Februari 2011 sebanyak 697.083 orang.

Menurutnya, hampir semua sektor mengalami kenaikan jumlah pekerja. Lapangan usaha dengan penyerapan tenaga kerja terbanyak adalah perdagangan sebanyak 1.195.674 orang (24,81 persen). Disusul oleh sektor Industri yang menyerap pekerja sebanyak 1.019.426 orang atau 21,4 persen. Sedangkan, pekerja yang berstatus buruh atau karyawan memiliki jumlah tertinggi dibandingkan dengan status pekerjaan lain yaitu sebanyak 2.404.785 orang.

Pada Februari 2012, jumlah pekerja masih didominasi lulusan jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) ke bawah sebanyak 2.336.139 orang (43,3 persen). Sedangkan jumlah pekerja tamatan pendidikan tinggi masih relatif kecil sebanyak 373.821 orang (6,9 persen). “Berbeda dengan penduduk yang bekerja. Penduduk yang menganggur didominasi oleh mereka yang mempunyai ijazah SMP sederajat. Pengangguran pada level ini mencapai angka 16,64 persen,” kata Gandari Adianti Selasa, 8 Mei 2012.

Sebelumnya Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah mengatakan tingginya angka pengangguran di Banten saat ini dikarenakan banyaknya kaum urban. Oleh karena itu, pihaknya berencana menggelar operasi yustisi. “Banyaknya kaum urban ini mengakibatkan tingginya angka pengangguran di Banten,” kata Atut ketika memaparkan perkembangan pembangunan Provinsi Banten di hadapan anggota DPR asal Banten, serta sejumlah tokoh Banten beberapa waktu lalu.

WASI’UL ULUM

Read more

Tidak ada komentar:

Posting Komentar